Makalah Model Strategi Dalam Pembelajaran Prespektif Pendidikan Islam
MAKALAH
FUNGSI MODEL STRATEGI DALAM
PEMBELAJARAN PRESPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Edi Susanto, M.Pd.
KATA PENGANTAR
Diawali dengan mengucapkan
“Bismillahirrahmanirrahim”.Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah
memberikan rahmat dan karunianya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan
tepat pada waktunya.
Sholawat dan salamnya kita curah limpahkan kepada
junjungan kita yakni Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya,
tabiin-tabiitnya, dan tidak lupa kepada kita selaku umatnya, yang insya Allah
akan mendapatkan syafa’atnya di yaumul
akhir, amin yarobbal‘alamin.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas terstruktur Mata
Kuliah Model-Model Pembelajaran.Dalam penyusunan makalah ini kami tidak lepas
dari kesalahan dan kekurangan karena keterbatasan kami.Oleh karena itu, kami
harapkan kritik dan saran dari para pembaca agar pembuatan makalah selanjutnya
bisa lebih baik lagi.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini terutama Dosen Pengampu.Semoga makalah
ini dapat bermanfaat, khususnya untuk kami sebagai penyusun dan umumnya untuk
para pembaca, amin.
Cirebon,
Pebruari 2015
Penyusun
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR ISI......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar
Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah.................................................................................. 1
C. Tujuan
Pembahasan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A. Pengertian
metode pendidikan……………………………………….. 6
B. Macam-macam
metode pendidikan....................................................... 7
C. Faktor-faktor
yang perlu dipertimbangkan memilih
metode pendidikan..................................................................................... 11
D. Mengetahui apa
saja tujuan , tugas dan fungsi metode pendidikan …12
BAB III PENUTUP.............................................................................................. 15
A. Kesimpulan........................................................................................... 15
B. Saran..................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metode
pengajaran memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan pengajaran dan
pendidikan.Pengajaran tampak lebih terkait dengan pemberian wawasan kognitif
kepada peserta didik, yang selanjutnya dapat menimbulkan pengertian yang
mendukung penghayatan dan pengamalan secara lebih mantap.Dengan demikian
pengajaran merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan, dan untuk tercapainya
tujuan pengajaran sangat ditentukan oleh metode yang diterapkan.
Islam sebagai
ajaran yang bersifat terbuka, menghargai pendapat manusia atau ijtihad,
berorientasi kepada sekarang dan masa depan dan progresif sangat mendukung
adanya upaya-upaya ijtihad dalam bidang metode pengajaran. Pada makalah ini
akan dibahas metode pendidikan dalam perspektif islam.
B.
Rumusan Masalah
A. Apa pengertian
metode pendidikan dalam perspektif islam?
B. Apa saja
macam-macam metode pendidikan dalam perspektif islam?
C. Apa saja
faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode pendidikan?
D. Apa saja
tujuan, tugas, dan fungsi metode pendidikan dalam perspektif islam?
1
B.
Tujuan Penulisan
A. Dapat mengetahui pengertian metode pendidikan dalam perspektif
islam.
B. Dapat
mengetahui apa saja macam-macam metode pendidikan dalam
perspektif islam.
C. Dapat
mengetahui apa saja faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih metodependidikan.
D. Dapat
mengetahui apa saja tujuan, tugas, dan fungsi metode
pendidikan dalam perspektif islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Secara harfiah
“metodik” itu berasal dari kata “metode” (method). Metode berarti suatu cara
kerja yang sistematik dan umum, seperti cara kerja ilmu pengetahuan. Ia
merupakan jawaban atas pertanyaan “bagaimana”.[1][1] Metode dapat diartikan sebagai cara-cara atau
langkah-langkah yang digunakan dalam menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran
atau wawasan yang disusun secara sistematik dan terencana serta didasarkan pada
teori, konsep dan prinsip tertentu yang terdapat dalam berbagai disiplin ilmu
terkait, terutama ilmu psikologi, manajemen, dan sosiologi. Ilmu-ilmu tersebut
erat kaitannya dengan metode karena didalamnya dijumpai pembahasan tentang jiwa
dan perkembangan manusia sebagai salah satu pertimbangan dalam menyampaikan teori,
konsep dan wawasan kepadanya.
Metode yang
terkait dengan menyampaikan teori, konsep, dan wawasan yang terdapat dalam
berbagai bidang ilmu tersebut dinamai metode pengajaran.Sedangkan ilmu yang
mengkaji secara mendalam tentang berbagai metode yang terkait dengan pengajaran
tersebut dinamai metodologi pengajaran.[2][2]
Metode
pendidikan islam adalah prosedur umum dalam penyampaian materi untuk mencapai
tujuan pendidikan didasarkan atas asumsi tertentu tentang hakikat islam sebagai
suprasistem.[3][3] Muhammad Athiyah al-Abrasyi mengartikan metode
sebagai jalan yang dilalui untuk memperoleh pemahaman pada peserta didik.Abd
al-Aziz mengartikan metode dengan cara-cara memperoleh informasi, pengetahuan,
pandangan, kebiasaan berpikir, serta cinta kepada ilmu, guru dan sekolah.
Dalam
penggunaan metode pendidikan islam yang perlu dipahami adalah bagaimana seorang
pendidik dapat memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama
pendidikan islam, yaitu terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap
sedia mengabdi kepada Allah SWT. Disamping itu, pendidikpun perlu memahami
metode-metode intruksional yang aktual yang ditujukan dalam Al-Qur’an atau yang
dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi motivasi dan disiplin atau dalam
istilah Al-Qur’an disebut dengan pemberian anugerah (tsawab) dan hukuman
(‘iqob).Selain kedua hal tersebut, bagaimana seorang pendidik dapat mendorong
peserta didiknya untuk menggunakan akal pikirannya dalam menelaah dan
mempelajari gejala kehidupannya sendiri dan alam sekitarnya (QS.Fushshilat: 53,
al-Ghasyiyah: 17-21), mendorong peserta didik untuk mengamalkan ilmu
pengetahuannya dan mengaktualisasikan keimanan dan ketakwaannya dalam kehidupan
sehari-hari (QS.Al-Ankabut: 45, Thaha: 132, Al-Baqarah: 183).
Seorang
pendidikpun perlu mendorong peserta didik untuk menyelidiki dan meyakini bahwa
islam merupakan kebenaran yang sesungguhnya, serta memberi peserta didik dengan
praktik amaliah yang benar serta
pengetahuan dan kecerdasan yang cukup.[4][4]
B. Macam-Macam
Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Dilihat dari segi langkah-langkah dan tujuan
kompetensi yang ingin dicapai, terdapat sejumlah metodeyang dikemukakan para
ahli.Yaitu metode ceramah, Tanya jawab, demonstrasi, karyawisata, penugasan,
pemecahan masalah, diskusi, simulasi, eksperimen, penemuan dan proyek atau
unit. Macam-macam metode pengajaran ini secara singkat dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah
adalah cara penyajian pelajaran, yang dilakukan oleh guru dengan penuturan atau
penjelasan lisan secara langsung dihadapan peserta didik. Ceramah dimulai
dengan menjelaskan tujuan yang ingin dicapai, menyiapkan garis-garis besar yang
akan dibicarakan, serta menghubungkan antara materi yang akan disajikan dengan bahan
yang telah disajikan.
Ceramah akan
berhasil apabila mendapatkan perhatian sungguh-sungguh dari peserta didik,
disajikan secara sistemik, menggairahkan, memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk merespons serta memotivasi belajar yang kuat dari peserta didik.
Pada akhir ceramah perlu disampaikan kesimpulan, memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya, memberikan tugas kepada peserta didik serta
adanya penilaian akhir.
2. MetodeTanyaJawab
Menurut
sejarahnya metode Tanya jawab termasuk metode yang tertua.Socrates yang hidup
pada tahun 469-399 SM misalnya, telah menerapkan metode Tanya jawab ini dalam
mengembangkan pemikiran filsafatnya serta dalam mengajarkannya kepada
masyarakat yunani saat itu.
Metode ini
dimulai dengan mempersiapkan pertanyaan dari bahan pelajaran yang akan
diajarkan dan mengajukan pertanyaan. Metode ini banyak digunakan karena dapat
menarik perhatian, memacu keberanian, merangsang daya piker, membangun
keberanian, melatih kemampuan berbicara serta dari Tanya jawab tersebut guru
mengetahui kemampuan siswa secara objektif. Disisi lain metode ini juga
menimbulkan rasa takut pada peserta didik tertentu.[5][5]
3. MetodeDemonstrasi
Metode
demontrasi adalah metode mengajar yang menggunakan peragaan untuk memperjelas
suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada
anak didik, yang dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau oleh anak
didik.Pada metode demonstrasi Perhatian anak didik dapat dipusatkan dan titik
berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati secara tajam.
Apabila anak
didik sendiri ikut berperan aktif dalam sesuatu percobaan tersebut, maka mereka
akan memperoleh pengalaman yang melekat pada pikirannya dan ini sangat berguna
dalam pengembangan kecakapan.[6][6]
4. MetodeEksperimen
Metode ini
biasanya dilakukan dalam suatu pelajaran tertentu sepert pelajaran yang
berhubungan dengan alam, kimia, dan sejenisnya.Biasanya terhadap ilmi-ilmu alam
yang di dalam penelitian menggunakan metode yang sifatnya objektif.Eksperimen
ini dapat dilakukan didalam kelas, diluar kelas ataupun didalam laboratorium
tertentu.[7][7]
5. MetodePemberianTugas
Suatu cara
mengajar dimana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta
didik, sedangkan hasil dari tugas tersebut diperiksa oleh guru dan peserta
didik mempertanggung jawabkannya. Tanggung jawab itu berupa menjawab test yang
diberikan oleh guru baik secara lisan ataupun tertulis.[8][8] Yang terpenting dalam metode ini adalah
melatih peserta didik agar dapat berfikir kritis, bebas dan ilmiah sehingga
dapat memecahkan problem yang
dihadapinya dan dapat mengatasi serta mempertanggung-jawabkannya.
6. MetodeSosiodrama
Drama atau sandiwara
dilakukan oleh sekelompok orang, untuk memainkan suatu cerita yang telah
disusun naskah ceritanya dan dipelajari sebelum dimainkan. Adapun para
pelakunya harus memahami lebih dahulu tentang peran masing-masing yang akan
dibawakannya.
Metode sosiodrama
adalah juga semacam drama atau sandiwara, akan tetapi tidak disiapkan naskahnya
terlebih dahulu. Tidak pula diadakan
pembagian tugas yang harus mengalami latihan lebih dahulu.Tetapi dilaksanakan
serti drama yang sesungguhnya.Hal ini bertujuan agar peserta didik mampu
memperoleh ketrampilan sosial sehingga diharapkan nantinya tidak canggung
menghadapi situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Kesan dari
drama yang dimainkannya sendiri akan besar pengaruhnya kepada perkembangan jiwa
anak didik baik yang langsung berperan dalam sandiwara, maupun yang
menyaksikan.
7. MetodeDiskusi
Metode ini erat
kaitannya dengan metode-metode lainnya.Karena metode ini adalah bagian
terpenting dalam memecahkan sesuatu masalah (problem solving).
Metode diskusi
bukanlah hanya percakapan atau debat biasa saja, tetapi diskusi ini timbul
karena ada suatu permasalahanyang memerlukan jawaban atau pendapat yang
bermacam-macam. Untuk mengembangkan pikiran-pikiran dalam memecahkan masalah
bersama dan kesanggupan untuk mendapatkan jawaban bersama, maka diskusi
hendaknya dilaksanakan dengan baik dan objektif.
8
Masih banyak
lagi metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan sesuai kebutuhan
masing-masing dari suatu kegiatan belajar-mengajar.
C. Faktor-FaktoryangPerludi
Pertimbangkan dalam Memilih Metode Pendidikan
Sebuah metode
akan menjadi efektif apabial digunakan dengan mempertimbangkan berbagai faktor
sebagai berikut:
1. Faktor tujuan
dan bahan pelajaran
Sebagaimana
diketahui bahwa setiap proses pendidikan atau pengajaran menargetkan tujuan
tertentu, seperti tujuan yang bersifat kognitif, afektif, atau psikomotorik.
Perbedaan tujuan ini menghendaki adanya perbedaan metode yang digunakan.
Demikian pula, bahan pelajaran yang akan diajarkanpun harus menjadi bahan pertimbangan
dalam memilih metode.
Islam
memberikan panduan dan arahan tentang cara menggunakan metode dengan
memperhatikan tujuan dan bahan pelajaran, yaitu berpadunya metode dan cara-cara
dari segi tujuan dan alat, dengan jiwa ajaran dan akhlak islam yang mulia.
Pendidik muslim, baik sebagai bapak, guru, atau da’i, mengambil tujuan-tujuan
metode, prinsip dan alat-alatnya dari akhlak islam. Misalnya guru memulai
pelajarannya dengan menyebut nama Allah dan memuji kepada-Nya, serta
bersholawat yang mulia. Kemudian ditutupnya seperti sewaktu membukanya.[9][9]
2. Faktor peserta
didik
Omar Mohammad
al-Toumiy al-Syaibani mengatakan: “maka diantara kewajiban guru muslim adalah
bahwa ia memahami sepenuhnya kekuatan dan ciri-ciri bio-psikologis, yang
bermakna sekumpulan kekuatan dan ciri-ciri jasmaniah dan psikologis yang
mempengaruhi tingkah laku pelajar pada proses belajarnya. Seorang guru muslim
wajib memelihara dan mempertimbangkan berbagai ciri-ciri peserta didik tersebut
dalam kegiatan pengajarannya untuk menjamin kejayaan dalam pekerjaannya.
3. Faktor
Lingkungan
Perbedaan lingkungan
harus pula menjadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Lingkungan
dirumah, sekolah, masyarakat, perpustakaan, laboratorium, dan sebagainya
berbeda-beda.Hal ini menghendaki adanya perbedaan dalam menggunakan metode
pengajaran.
4. Faktor alat dan
sumber belajar
Alat belajar
dengan berbagai macamnya dan juga bahan belajar yang tersedia dengan berbagai
macamnya, harus jadi pertimbangan dalam menetapkan metode pengajaran.Hal ini
perlu dilakukan, karena setiap metode menghendaki alat dan sumber yang
berbeda-beda.Alat dan sumber belajar untuk metode ceramah misalnya, berbeda
dengan alat dan sumber belajar untuk metode simulasi, eksperimen, dan
sebagainya.
5. Faktor kesiapan
guru
Penggunaan
setiap metode menuntut wawasan, keterampilan dan pengalaman guru yang akan
menerapkannya.
10
Penggunaan
metode ceramah misalnya jauh lebih mudah daripada penggunaan metode diskusi
dengan berbagai macamnya. Seorang guru yang tdak memiliki wawasan, pengetahuan
dan keterampilan dalam menggunakan metode tersebut, karena tidak akan berjalan
sebagaimana yang diharapkan.[10][10]
D. Tujuan, Tugas,
dan Fungsi Metode Pendidikan dalam Perspektif Islam
Pendidik dalam
proses pendidikan islam tidak hanya dituntut untuk menguasai sejumlah materi
yang akan diberikan kepada peserta didiknya, tetapi ia harus menguasai berbagai
metode dan teknik pendidikan guna kelangsungan transformasi dan internalisasi
mata pelajaran. Hal ini karena metode dan teknik pendidikan islam tidak sama
dengan metode dan teknik pendidikan yang lain.
Diadakan metode adalah menjadikan proses dan
hasil belajar mengajar ajaran islam lebih berdaya guna dan berhasil guna dan
menimbulkan kesadaran peserta didik untuk mengamalkan ketentuan ajaran islam
melalui teknik motivasi yang menimbulkan gairah belajar peserta didik secara
mantap. Uraian itu menunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan islam adalah
mengarahkan keberhasilan belajar, memberi kemudahan kepada peserta didik untuk
belajar berdasarkan minat, serta mendorong usaha kerjasama dalam kegiatan
belajar mengajar antara pendidik dengan peserta didik.
Disamping itu,
dalam uraian tersebut ditunjukkan bahwa fungsi metode pendidikan adalah memberi
inspirasi pada peserta didik melalui proses hubungan yang serasi antara
pendidik dan peserta didik yang seiring dengan tujuan pendidikan islam.
Tugas utama
metode pendidikan islam adalah mengadakan aplikasi prinsip-prinsip psikologis
dan paedagogis sebagai kegiatan antar hubungan pendidikan yang terealisasi
melalui keterangan dan pengetahuan agar siswa mengetahui, memahami, menghayati
dan meyakini materi yang diberikan, serta meningkatkan keterampilan olah pikir.
Selain itu, tugas utama metode tersebut adalah mambuat perubahan dalam sikap
dan minat serta memenuhi nilai dan norma yang berhubungan dengan pelajaran dan
perubahan dalam pribadi dan bagaimana faktor-faktor tersebut diharapkan menjadi
pendorong kearah perbuatan nyata.[11][11]
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setiap
penggunaan metode-metode dalam pembelajaran akan menimbulkan akibat yang
berbeda-beda tergantung pada kebutuhan dan disesuaikan dengan kondisi saat
pembelajaran berlangsung. Karena itu pemilihan metode pengajaran dan
penggunaannya secara benar merupakan hal yang sangat penting karena akan
mempengaruhi hasil akhir dari suatu proses pembelajaran dan diharapkan guru
sebagai pendidik mempunyai kemampuan untuk memilih dan menentukan metode mana
yang digunakan ketika hendak mengajar.
B. Saran
Penyusun menyadari makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan . Oleh
karena itu penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun, demi kesempurnaan makalah
selanjutnya. Semoga dapat memberi manfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya.Dan penyusun juga berharap kepada para pembaca untuk mencari sumber
referensi dari sumber-sumber yang lain untuk lebih memahami pembahasan yang
terdapat dalam makalah ini.
13
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad, Muhammad
Abdul Qadir. 2008. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Daradjat,
Zakiah, et all..2001. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta:
Bumi Aksara.
Mujib, Abdul
dan Jusuf Mudzakkir. 2010. Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.
Nata, Abuddin. 2011. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ramayulis.2008.
Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
[1][1]Dr. Zakiah Daradjat, et all.,Metodik Khusus Pengajaran Agama
Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet. kedua, hlm. 1
[2][2]Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A., Perspektif Islam tentang
Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), edisi
pertama cet. kedua, hlm. 176
3
[3][3]Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag. dan Dr. Jusuf Mudzakkir, M.Si., Ilmu
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2010), edisi pertama
cet. ketiga, hlm. 165
4
[8][8]Prof. Dr. Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta: Kalam Mulia, 2008), cet.
kelima, hlm. 329
7
Comments
Post a Comment